Etika merupakan suatu ilmu tentang apa
yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan
manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan
manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi
menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
Contoh-contoh penerapan
etika dalam kehidupan sehari-hari :
1.
Berkata jujur
2. Bersikap dewasa dalam
menghadapi masalah
3. Ramah dalam
berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan
/ sebutan orang dengan baik
5. Menggunakan pesan
bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi /
emosional
7. Berinisiatif sebagai
pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik,
ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian
yang sesuai dengan norma kesopanan
10. Bertingkah laku yang
baik
Dalam
suatu perusahaan, suatu etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang
baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil
keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya
tersebut
2. Prinsip Kejujuran
- Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak
- Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga sebanding
- Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar
persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baiknya atau nama baik perusahaan
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social
responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan
dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Etika Bisnis yang Diterapkan
Contoh Pelanggaran
Etika Bisnis
1.
Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Pada tahun ajaran baru, sebuah sekolah mengenakan biaya Rp
700.000 yang dibebankan kepada setiap siswa barunya. Sebelumnya, pihak sekolah
tidak menginformasikan mengenai biaya ini sehingga membuat para siswa baru mau
tidak mau harus membayarnya. Di sampintg itu, tidak ada penjelasan resmi
mengenai arah penggunaan uang tersebut. Setelah diusut, ternyata uang itu akan
dipergunakan untuk keperluan pribadi para gurunya. Dalam kasus ini pihak
sekolah telah melanggar prinsip transparasi dalam beretika.
2.
Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah Rumah Sakit melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada
seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS akan secara otomatis dinyatakan
mengundurkan diri. Adhi sebagai salah seorang karyawan di RS itu mengabaikan
pengumuman dari pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh
Pengelola dalam hal ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia
berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak
memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu,
Adhi akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus ini RS itu dapat
dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.
3.
Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang nasabah, sebut saja Y, dari perusahaan pembiayaan
terlambat membayar angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya
sakit parah. Y sudah memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang
keterlambatannya membayar angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari
perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung
mendatangi Y untuk menagih angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang
masih diangsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan
melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat
mengakategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati
pada nasabah karena sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan
kepada nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat.
Sumber Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar