Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan
bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang
berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum
atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang
lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal
ke singular atau individual.
Sedangkan Penalaran
Deduktif itu sendiri adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu
pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan
premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya.
Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan
pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran
deduktif :
· Semua
mahluk hidup pasti mati. (premis mayor)
· Manusia
adalah mahluk hidup. (premis minor)
· Manusia
pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada
premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil
yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat.
Jenis penalaran deduktif yang
menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
1. Silogisme
Kategorial
2. Silogisme
Hipotesis
3. Silogisme
Alternatif
4. Entimen.
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme
Kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi
yang mendukung silogisme disebut dengan premis.
Silogisme Kategorial: Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi.
Premis
umum :
Premis Mayor (My)
Premis
khusus :
Premis Minor (Mn)
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan
disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme
kategorial sebagai berikut:
1). Silogisme harus terdiri atas
tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2). Silogisme terdiri atas tiga
proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) . Dua premis yang negatif tidak
dapat menghasilkan simpulan.
4) . Bila salah satu premisnya
negatif, simpulan pasti negatif.
5) . Dari premis yang positif, akan
dihasilkan simpulan yang positif.
6) . Dari dua premis yang khusus
tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) . Bila premisnya khusus, simpulan
akan bersifat khusus.
8 ). Dari premis mayor khusus dan
premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh Silogisme Kategorial :
My :
Semua mahluk adalah ciptaan Tuhan.
Mn : Manusia adalah
mahluk.
K : Manusia
ciptaan Tuhan.
My :
Tidak ada anak kecil yang tidak menyukai permen.
Mn : Baim adalah anak
kecil.
K : Baim
menyukai permen.
My :
Semua siswa SLTA memiliki ijazah SLTP.
Mn : Andi tidak
memiliki ijazah SLTP.
K : Andi bukan
siswa SLTA.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah argumen
yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya
adalah proposisi kategorial.
Contoh Silogisme Hipotesis :
My
:Jika hujan, saya naik mobil.
Mn
: Sekarang hujan.
K
:Jadi, saya
naik mobil.
My
: Bila hujan, pakaian yang dijemur akan basah.
Mn
: Sekarang pakaian yang dijemur telah basah.
K
: Jadi, hujan telah turun.
My
: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Mn
: Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
K
: Jadi, kegelisahan tidak akan timbul.
My
: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Mn
: Pihak penguasa tidak gelisah.
K
: Jadi, mahasiswa tidak turun ke jalanan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme
Alternatif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan alternatif sedangkan premis minornya kategorial yang
mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotesis istilah premis mayor dan premis minor
adalah secara analog bukan yang semestinya.
Contoh Silogisme Alternatif :
My
: la lulus atau tidak lulus.
Mn
: Ternyata ia lulus.
K
: Jadi, ia bukan tidak lulus.
My
: Hasan di rumah atau di pasar.
Mn
: Ternyata tidak di rumah.
K
: Jadi, di pasar.
My
: Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Mn
: Kakak saya berada di Bandung.
K
: Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.
4. Entimen
Emiten merupakan
silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam
pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya adalah
silogisme.
Contoh Entimen :
My : Manusia
mahluk rasional.
Mn : Ayam bukan
manusia.
K : Ayam tidak
rasional.
My : Setiap
manusia pernah lupa.
Mn : Mahasiswa
adalah manusia.
K
: Mahasiswa pernah lupa.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar