TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA #2
NAMA :
NINGGOR SASTRAWAN
NPM :
19211101
KELAS : 3EA24
KELOMPOK : 1. KHARISTIAWAN FAZAR RESQI
2. MAMIH MAYANGSARI
3. NINGGOR SASTRAWAN
ABSTRAK
Di era perdagangan bebas merupakan masa persaingan
produsen dalam memasarkan produknya. Produsen menginginkan pada era
tersebut produknya dapat diterima masyarakat secara luas. Agar produknya
sampai ke konsumen maka perlu informasi yang jelas melalui
media periklanan. Kejelasan informasi pada segmen pasar terhadap produk
yang diiklankan akan menghasilkan tanggapan positif dari konsumen yang
tentunya akan mendapatkan keuntungan bagi produsen.
Kata kunci: Iklan, Pemasaran,
Segmen, Konsumen.
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia Usaha di Indonesia berkembang dengan pesat,
hal ini disebabkan oleh beberapa kebijakan ekonomi yang diluncurkan
Pemerintah sejak tahun 1983 dalam bentuk deregulasi dan debirokrasi. Lebih
lagi di era global perdagangan bebas AFTA di tahun 2003 dan APEC mulai
tahun 2020 yang memberikan kesempatan produsen untuk memasarkan secara
bebas. Adanya pasar bebas yang mengakibatkan dunia perdagangan
menjadikan persaingan promosi yang lebih seru, karena banyaknya jenis
produk yang ditawarkan. Berbagai jenis produk yang ditawarkan sangat
berhati-hati dalam mengisi dicelah-celah bisnis melalui promosi. Mengatur
strategi pemasaran melalui promosi antar produsen agar produknya meningkat
dan jangkauan pasar lebih luas merupakan jurus yang harus dilakukan.
Persaingan antar produk di pasaran mendorong
produsen gencar untuk berpromosi yang dapat menarik perhatian konsumen.
Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain; melalui
promosi penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan periklanan.
Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien karena
menggunakan biaya rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat.
Promosi melalui periklanan sangatlah efektif karena dapat memberikan
informasi yang jelas terhadap produk pada segmen tertentu. Iklan
mengarahkan konsumen dalam menyuguhkan produk sehingga dapat diyakini
untuk memenuhi kebutuhan pembeli.
BAB II
LANDASAN TEORI
Iklan yang
berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali.1995:9). Iklan merupakan
sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media
dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan
mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4). Iklan merupakan media informasi yang
dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta
memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau
khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu
tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).
Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan
dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan
empat pokok batasan, yaitu;
1) penyajian gagasan terhadap
barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep
produknya,
2) iklan ditujukan kepada kalayak,
yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit
menjadi kelompok pasar,
3) iklan mempunyai sponsor yang
jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang
membiayainya,
4) iklan dikenai biaya penyajian,
yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai
pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli,
menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA
yaitu:
- Attention : mengandung daya tarik
- Interest : mengandung perhatian dan minat
- Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
- Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk
- Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk
- Action : mengarah tindakan untuk membeli
Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali
(1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek
perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli,
2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk,
3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon
pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.
BAB III
PERUMUSAN MASALAH
Anggapan
Konsumen pada Iklan
Perilaku pembuatan keputusan konsumen dapat
didasarkan atas prinsip problem solving (pemenuhan kebutuhan), rasional
(pertimbangan akal sehat tentang fungsi dan kegunaannya), atau hedonic
benefits (pertimbangan emosional / afektif, cita rasa, dan estetika).
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan budaya, kelas sosial,
pengaruh personal, keluarga dan situasi setempat. Sedangkan faktor
internal mencakup sumber daya yang dimiliki setiap individu konsumen
(waktu, uang, perhatian, dll), motivasi dan keterlibatan
diri, pengetahuan, sikap, serta unsur-unsur psikografis, dan demografisnya
(Engel.1990:45).
Konsumen menganggap bahwa iklan sebagai jendela informasi sebagai
paduan dalam memilih produk. Di lingkungan produsen, iklan merupakan media
promosi tentang kualitas dan ciri-ciri produk kepada masyarakat baik orang
tua maupun anak-anak. Sebagai calon konsumen tentu perlu informasi yang
jelas terhadap produk yang diiklankan. Melalui informasi yang jelas
niscaya calon konsumen akan mempunyai keputusan untuk membeli.
Dalam
memutuskan mengkonsumsi produk bisa dipengaruhi oleh informasi produk yang
diiklankan, tampilan iklan yang menarik, dan model yang ada di iklan. Hal
ini menunjukkan bahwa iklan mempunyai peran yang sangat kuat dalam
membujuk konsumen yang terjaring dalam lingkarannya terbius untuk
mengikuti produk yang diinformasikan.
Informasi media periklanan yang
lancar dan mudah dipahami oleh masyarakat (konsumen) akan memberikan
tanggapan yang positif bagi konsumen. Informasi yang jelas secara visual
maupun verbal dan tidak menyinggung perasaan konsumen akan menguntungkan
dipihak produsen. Harapan positif di hati masyarakat merupakan
tujuan utama produsen dalam menawarkan produknya, sehingga bisa diterima
di pasaran. Berbagai cara produsen dalam mempromosikan produknya melalui
periklanan diharapkan mendapatkan citra positif konsumen. Penilaian
konsumen terhadap produk, yang dimaksud antara lain;
1. Memperoleh penilaian baik dari
konsumen. Penilaian dari konsumen sangat penting, karena dapat diketahui
apakah yang diiklankan sudah diterima atau tertanam di hati konsumen. Bila
ikhan tidak diterima karena faktor penyimpangan budaya atau faktor lain
yang dapat mengakibatkan ruginya produk yang diinformasikan melalui iklan.
Sebagai contoh iklan produk Sanaflu yang slogannya “belum tahu dia”
berhasil menjadi iklan favorit tahun 1998 karena begitu mudahnya
mengingatkan pada produk yang diinformasikan, sehingga produk meningkat
drastis. Sayangnya di wilayah Jawa Tengah produk ini kurang begitu laku
dibandingkan dengan daerah lain, karena dianggap iklannya
meremehkan budaya Jawa.
2. Memupuk baik dan memberi
pengertian tentang produk yang dibutuhkan konsumen. Teknik ini dilakukan
untuk menguatkan persepsi baik pada diri konsumen terhadap produk yang
diinginkan. Konsumen akan teringat terhadap produk yang
diiklankan berkali-kali. Sering munculnya iklan dalam menawarkan atau
memperkenalkan produk yang tidak menyesatkan, sehingga konsumen akan
menerima informasi yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan, seperti
produk obat-obatan.
3. Memperoleh etiket baik dari
konsumen dalam membantu mempromosikan produk Tanggapan baik konsumen
terhadap produk yang diiklankan sangat membantu dalam kelancaran promosi.
Suatu produk mempunyai kualitas dan keunggulan seperti yang diinformasikan
dalam iklan sangat membantu menciptakan predikat baik. Anggapan seperti
ini seperti pada produk SONY yang sudah mendapatkan kepercayaan konsumen.
Karena merasa puas pada produk yang pernah mereka beli, mereka
tanpa sengaja Juga ikut berpromosi antar mulut “gethok tular” kepada calon
pembeli.
4. Mengatasi prasangka buruk pada
konsumen terhadap produk yang ditawarkan Iklan kadang kala menutupi
kekurangan kualitas produk yang diinformasikan, atau konsumen mempunyai
prasangka buruk terhadap yang diinformasikan. Untuk meluruskan informasi
yang kurang tepat ini perlu adanya iklan yang jitu guna menangkis anggapan
tersebut. Seperti kejadian produk MIWON yang disinyalir mengandung ensim
babi hingga produk tersebut dicabut dari pasaran. Mandra selaku bintang
iklannya bertindak tegas untuk memutuskan tidak mau lagi
memperpanjang kontrak. Produk ini tentunya sudah jatuh dimata konsumen,
khususnya masyarakat muslim. Bagaimana agar produk ini bisa diterima
kembali pada konsumen ?. Di sinilah peran iklan sebagai mediator, maka
muncul iklan versi baru MIWON yang diperagakan keluarga muslim yang
diperankan Dedy Mizwar. Hal ini membuktikan bahwa produk yang ditawarkan
melalui iklan ini tidak mengandung enzim babi atau halal.
5. Mendidik konsumen untuk
menggunakan produk yang disajikan pada iklan Informasi ini sering
dilakukan melalui iklan produk obat obatan. Agar konsumen tidak salah
persepsi terhadap obat yang diiklankan, maka dalam menginformasikan
harus sangat rinci, baik tahapan pemakaian atau kegunaannya. Bila hal ini
salah menginformasikan akan fatal akibatnya, sebagai contoh obat untuk
dewasa diminumkan anak-anak yang mengakibatkan kejang-kejang. Hal ini
jelas salah menginformasikan atau persepsi konsumen berbeda dengan yang
diinformasikan dalam iklan. Agar hal ini tidak terjadi maka perlu
penjelasan manfaatnya dan efek sampingnya.
6. Memberikan penerangan dan
pendidikan terhadap konsumen. Tidak semua iklan memberikan penerangan atau
pendidikan pada konsumen, karena dinilai kurang efektif dalam meningkatkan
pemasaran. Kurang efektifnya iklan tersebut kemungkinan disebabkan oleh
kurang tepatnya waktu penginformasian. Bila waktu pemberian tepat, niscaya
akan dapat diterima konsumen dengan sendirinya pemasaran akan lancar.
Sebagai contoh produk Pepsodent yang berpromosi secara langsung kepada
Pramuka Gugus Depan di Magelang yang sebagian besar diikuti oleh anak-anak
sekolah, begitu juga yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tambak Wedi Surabaya
pada tangal 5 September 2002. Pihak Pepsodent memberikan penerangan
bagaimana merawat gigi yang baik dan benar. Promosi ini sangat
berhasil, karena mendapat tanggapan masyarakat yang positif, sekaligus
menanamkan kepercayaan produk tersebut pada diri sipemakai.
BAB IV
KESIMPULAN
Periklanan merupakan salah satu media promosi dalam
memasarkan produk yang ditujukan pada konsumen agar bereaksi mengkonsumsi
produk yang ditawarkan. Strategi yang sering dilakukan produsen dalam
memasarkan produknya melalui media periklanan adalah membidik segmen pasar
tertentu. Dalam menghadapi pasar bebas di era global tentunya strategi ini
sangat efisien dan tepat, karena sesuai faktor pasar, seperti;
geografis, demografis, psikologis, dan behavioristik. Bila informasi yang
disampaikan jelas sesuai dengan segmen tentunya akan mendapat tanggapan
positif di pihak konsumen yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Delozier, M. Wayne, The Marketing
Communication Proses. Tokyo: Mc. Graw Hill Kagakusha, Ltd. 1976.
Djayakusuma, Tams, Periklanan.
Bandung: Armico,1982.
Enger, Jean E., Consumer Behavior
(sixth Edition), Chicago: The Dry and Press, 1990.
Jefkins, Frank, Periklanan. Jakarta:
Erlangga, 1997.
Kasali, Rhenald, Manajemen
Periklanan. Jakarta: Grafiti, 1995.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran,
Analisis, Perencanan, dan Penganalisaan, Jakarta: Erlangga, 1990.
Kotler, P & Robert E., Social
Marketing: Strategies For Changing Public Behavior, New York: The Free Press,
1989.
Lewis, Herschell Gordon, Iklan yang
Efektif. Jakarta: Dahara Prize, 1996.
Nickles, William G., Marketing
Communication and Promotion (Third Edition), New York: John Wiley &
Sons. Inc. 1984.
Panuju, Redi, Komunikasi Bisnis.
Jakarta: Gramedia, 1995.
Pujiyanto, Periklanan, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2001.
Sendjaja, Komunikasi Pemasaran
Meyongsong Abad XXI Niching dan Mining (dalam Jurnal Komunikasi). Jakarta:
Gramedika, 1997.
——-, Iklan Makanan dan Pendiktean
Pola Konsumsi. Jakarta: Kompas, 2001.
——-, Cuci Piring atau Bedah Plastik
?. Yogyakarta: Blank Magazine, 2002.
Source: http://dgi-indonesia.com/wp-content/uploads/2009/05/dkv030501071.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar